Langsung ke konten utama

SISTEM PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN SAINS


SISTEM PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN SAINS
Penilaian merupakan komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanan penilaian dalam pelajaran sains diarahkan pada kemampuan keterampilan proses sains yaitu untuk mendapatkan informasi tentang kemampuan atau keberhasilan guru dalam memberikan atau membelajarkan materi terhadap siswa dan kamampuan siswa dalam memahami pelajaran. Pencapaian tujuan hasil belajar dalam aspek pendidikan yang dihasilkan oleh siswa dapat dilihat dari penguasaan materi yang telah diberikan melalui hasil evaluasi yang dilakukan baik saat proses pembelajaran berlangsung maupun setelah kegiatan pembelajaran selesai. Di samping itu, hasil evaluasi berguna untuk mengetahui keberhasilan atau prestasi siswa secara cermat dan tepat.
Penilaian menurut Depdiknas (2004) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauhmana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau hasil belajar seorang siswa. Penilaian terhadap keberhasilan siswa dapat dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung melalui evaluasi atau tes baik bersifat formatif, sumatif atau dari hasil keterampilan proses sains siswa. Adapun penilaian terhadap hasil belajar siswa yang telah menyelesai jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian akhir.
Menyiapkan anak untuk hidup di masa yang depan, harus dapat dibekali dengan modalitas belajar yang berdasar pada kemampuan berpikir. Menurut Blosser (1973), proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan menumbuhkan kemampuan berfikir. Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para ilmuawan sains dapat dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan proses sains. Sehingga keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.
Aspek Penilaian
Tujuan sains adalah menguasai pengetahuan sains, memahami dan menerapkan konsep sains, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap. Tujuan penilaian ini sejalan dengan tiga aspek dalam kerangka kurikulum sains seperti ditunjukkan di bawah:
1. Penilaian Pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep Sains
2. Penilaian Keterampilan dan Proses
3. Penilaian karakter dan sikap (sikap ilmiah)
Penjelasan ketiga jenis penilaian tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Pengetahuan, Pemahaman dan Penerapan Konsep Sains
Penilaian Sains merupakan produk dari pembelajaran Sains. Penilaian ini bertujuan untuk melihat penguasaan peserta didik terhadap fakta, konsep, prinsip, dan hukum-hukum serta penerapannya dalam kehidupan. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pemahamannyatersebut untuk membuat keputusan, berpartisipasi di masyarakat, dan menanggapi isu-isu lokal dan global.
2. Penilaian Keterampilan Proses
Penilaian dilakukan tidak hanya terhadap produk, tetapi juga proses. Penilaian proses Sains dilakukan terhadap keterampilan proses sains, meliputi keterampilan dasar sains dan keterampilan terpadu tingkat awal. Keterampilan proses sains dasar meliputi observasi, inferensi, melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, klasifikasi, komunikasi, dan prediksi. Di samping itu, peserta didik mulai diperkenalkan dengan kemampuan melakukan percobaansederhana dengan dua variabel atau lebih untuk menguji hipotesis tentanghubungan antar variabel. Peserta didik juga dilatih mengkomunikasikan hasil belajarnya melalui berbagai bentuk sepeti debat, diskusi, presentasi, tulisan, dan bentuk ekspresif lainnya. Dari berbagai keterampilan proses ilmiah, berikut adalahenam keterampilan dasar yang perlu dikuasai untuk peserta didik.
a. Observasi
Penilaian keterampilan melakukan observasi dinilai pada saat melakukanobservasi dalam rangka memperoleh data hasil penginderaan terhadap objek dan fenomena alam menggunakan panca indera. Informasi yang diperoleh menimbulkan rasa ingin tahu, pertanyaan, interpretasi, dan investigasi.


b. Komunikasi
Keterampilan berkomunikasi secara ilmiah menggunakan berbagai cara, seperti menggunakan grafik, carta, peta, simbol, diangram, rumus matematis, dan demonstrasi visual, baik secara tertulis maupun lisan.
c. Klasifikasi
Keterampilan melakukan klasifikasi diperlukan untuk mengelompokkan berbagaiobjek untuk mempermudah mempelajarinya, berdasarkan persamaan, perbedaan, dan saling keterkaitan obyek.
d. Pengukuran
Keterampilan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur standar untukmelakukan observasi secara kuantitatif, membandingkan, dan mengklasifikasikan, serta mengkomunikasikannya secara efektif. Alat pengukuran meliputi penggaris,meteran, neraca, gelas ukur, termometer, pH meter, Higrometer, dan sebagainya.
e. Inferensi
Keterampilan melakukan interpretasi dan menjelaskan kejadian di sekitar kita.Kemampuan ini dibutuhkan antara lain untuk menyusun hipotesis. Interpretasimenghubungkan pengalaman lampau dengan apa yang sedang dilihat.
f. Prediksi
Keterampilan melakukan prediksi ditentukan oleh observasi yang teliti daninferensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi untuk menentukan reaksi yangtepat terhadap lingkungan.
g. Percobaan Sederhana
Keterampilan melakukan percobaan diawali dengan kemampuan menyusunpertanyaan,mengidentifikasi variabel, mengemukakan hipotesis, mengidentifikasi variabel kontrol, membuat desain percobaan, melakukan percobaan,mengumpulkan data, dan interpretasi data.

3. Penilaian sikap
Penilaian sikap ilmiah meliputi sikap obyektif, terbuka, tidak menerima begitusaja sesuatu sebagai kebenaran, ingin tahu, ulet, tekun, dan pantang menyerah. Selain itu, kemampuan bekerjasama, bertukar pendapat, mempertahankan pendapat, menerima saran, dan kemampuan sosial lainnya dapat juga dilakukanmelalui pembelajaran SAINS
Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains 

Metode ilmiah merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan dalam sains. Metode ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan eksperimen. Menurut Hess (2007), terdapat enam langkah-langkah metode ilmiah, yaitu:
1.             Mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah
2.             Membuat latar belakang penelitian atau melakukan observasi
3.             Menyusun hipotesis
4.             Menguji hipotesis melalui percobaan
5.             Menganalisa data dan membuat kesimpulan
6.             Mengkomunikasikan hasil
Dalam pembelajaran sains, keenam langkah-langkah metode ilmiah tersebut dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa. Menurut Wetzel (2008),  keterampilan proses sains merupakan dasar dari pemecahan masalah dalam sains dan metode  ilmiah. Keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.
Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains 
Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
1.                  Pretes dan postes.  Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
2.                  Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
3.                  Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
4.                  Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.
5.                  Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi  dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan.  

Berdasarkan beberapa uraian diatas, ada beberapa pertanyaan yang ingin penulis ajukan untuk pembaca setia, yaitu :
1. Menurut pendapat pembaca, apakah penilaian dan evaluasi yang biasa dilakukan oleh seorang guru itu merupakan suatu hal sama ? Tolong berikan alasannya
2. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa?
3. Bagaimana pengaruh Literasi Sains terhadap penilaian sains ?
Terima Kasih J




Komentar



  1. Menanggapi soal no 1.

    Menurut saya antara evaluasi dengan penilaian itu berbeda.

    Dimana, Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

    Sedangkan, Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

    BalasHapus
  2. Menyikapi no 2.?
    1.Pemilihan ranah afektif yang ingin dinilai oleh guru, misalnya sikap dan minat terhadap suatu materi pelajaran.
    2.Penentuan indikator apa yang sekiranya dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana sikap dan minat siswa terhadap suatu materi pelajaran.
    3.Penentuan jenis skala yang digunakan.
    4.Penulisan draft instrumen penilaian afektif (misalnya dalam bentuk kuisioner) berdasarkan indikator dan skala yang telah ditentukan.
    5.Penelaahan dan meminta masukan teman sejawat (guru lain) mengenai draft instrumen penilaian ranah afektif yang telah dibuat.
    6.Revisi instrumen penilaian afektif berdasarkan hasil telaah dan masukan rekan sejawat, bila memang diperlukan
    7.Persiapan kuisioner untuk disebarkan kepada siswa beserta inventori laporan diri yang diberikan siswa berdasarkan hasil kuisioner (angket) tersebut.
    8.Pemberian skor inventori kepada siswa
    9.Analisis hasil inventori minat siswa terhadap materi pelajaran



    BalasHapus
  3. Terimakasih ulasannya, menanggapi pertanyaan pertama menurut saya berbeda. Dari segi waktunya saja penilaian dilakukan selama proses pembelajaran sedangkan evaluasi diadakan pada akhir proses pembelajaran. Terimakasih

    BalasHapus
  4. terima kasih artikelnya menjawab nomor 2. Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa?
    Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu. Keterampilan dalam Kurikulum 2013 meliputi keterampilan abstrak (berpikir) dan keterampilan konkret (kinestetik).
    Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik penilaian lain dapat digunakan sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
    adapun langkah-langkahnya:
    1. menyusun kisi-kisi;
    2. mengembangkan/menyusun tugas yang dilengkapi dengan langkah-langkah, bahan, dan alat;
    3. menyusun rubrik penskoran dengan memperhatikan aspek-aspek yang perlu dinilai;
    4. melaksanakan penilaian dengan mengamati siswa selama proses penyelesaian tugas dan/atau menilai produk akhirnya berdasarkan rubrik;
    5. mengolah hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut.

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapi pertanyaan yg pertama..
    Menurut saya berbeda.
    Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.sedangkan evaluasi suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes atau pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu.
    Terima kasih

    BalasHapus
  6. Assalamualaiku wr.wb saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3, yg dimana pertanyaannya yaitu bagaimana pengaruh literasi sains terhadap penilaian Sains, menurut saya pengaruhnya terhadap penilaian sains sangat berpengaruh yang dimana pada literasi sain terhadap penilaian terdapat beberapa kompetensi yang menjadi acuan didalam penilaian sains yg dmana kompetensinya yaitu :
    1. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan masalah yang akan diinvestigasi
    2. Mampu mengindentifikasi masalah yang akan diinvestigasi
    3. Menggunakan pola pikir induktif, sehingga siswa mampu menyusun hipotesis
    4. Menggunakan pola pikir deduktif, sehingga siswa memformulasikan kemungkinan apa yang akan terjadi berdasarkan hipotesa yang sudah disusun
    5. Mampu merancang eksperimen dan melakukan observasi untuk menguji hipotesa
    6.Mengumpulkan data, mengorganisasi data, dan menganalisa data secara akurat
    7.Mampu mengaplikasikan perhitungan statistik dalam pengolahan data untuk mengambil kesimpulan
    8.Dapat menjelaskan secara logis hasil eksperimen jika data yang diinginkan tidak didapat
    9.Menggunakan teknologi untuk mengkomunikasikan hasil temuan

    BalasHapus
  7. Assalamualaikum wr.wb menurut pendapat saya literasi dapat mempengaruhi hasil pembelajaran siswa yang akan berpengaruh terhadap penilaian

    BalasHapus
  8. Mnrt saya penilaian dan evaluasi it berbeda. Penilaian adlah proses mencari informasi untk menilai hasil belajr, sedangkan Evalauasi adlah kegiatan yg dlakukan berkenaan dgn proses untk menentukan nilai. Sekian

    BalasHapus
  9. saya akan menanggapi pertanyaan no 1. menurut saya penilaian dan evaluasi itu berbeda. Penilaian dan evaluasi adalah dua komponen penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian adalah proses menyelidiki apa dan bagaimana siswa belajar dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran , sedangkan Mengevaluasi melibatkan membuat penilaian tentang kualitas belajar siswa dan bekerja. terimakasih ^_^

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum wr wb
    menurut pendapat saya penilaian dan evaluasi itu berbeda. Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau hasil belajar seorang siswa. Sedangkan evaluasi adalah suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dan merupakan tindakan mengukur dan menilai berfokus pada apa yang telah dipelajari oleh siswa, yang biasanya diadakan pada akhir proses pembelajaran.

    BalasHapus
  11. Saya akan mencoba menanggapi pertanyaan nomor 1, evalusai dan penilaian itu memiliki perbedaan. Penilaian adalah proses menyelidiki apa dan bagaimana siswa belajar dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran/yang diharapkan dari pelajaran. sedangkan evaluasi berfokus pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Proses evaluasi digunakan untuk membuat penilaian tentang kualitas siswa belajar. Para siswa akan diberi kelas berdasarkan penilaian ini. kegiatan evaluasi seperti contoh, kertas, dll dianggap cara formal untuk menilai hasil yang diharapkan. Evaluasi tidak hanya menilai pengetahuan siswa tetapi juga dapat mencakup komponen lain kelas seperti kehadiran, partisipasi dalam kegiatan kelas, diskusi, dll

    BalasHapus
  12. Bagaimana pengaruh Literasi Sains terhadap penilaian sains ?,, saya coba menaggapinya, Literasi sains adalah kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk mengidentifikasi permasalahan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (PISA, 2000)... dari pengertian literasi itu sendiri dapat kita simpulkan kegunananya dalm proses belajar, dimana dengan literasi ini dapat dilakukan penarikan kesimpulan yang akan berakhir pada penilaian sains itu sendiri.

    BalasHapus
  13. Menanggapi pertanyaan no.1 yaitu Menurut pendapat pembaca, apakah penilaian dan evaluasi yang biasa dilakukan oleh seorang guru itu merupakan suatu hal sama ? Tolong berikan alasannya
    menurut saya berbeda, Penilaian membantu para pendidik untuk menyelidiki apa yang siswa belajar dan seberapa baik mereka belajar, terutama dalam kaitannya dengan hasil belajar yang diharapkan dari pelajaran. sedangkan Mengevaluasi melibatkan membuat penilaian tentang kualitas belajar siswa dan bekerja. Ini adalah perbedaan utama antara penilaian dan evaluasi.

    BalasHapus
  14. Menurut saya literasi sains berpengaruh terhadap proses penilaian sains.
    Literasi sains berarti mampu menerapkan konsep-konsep atau fakta-fakta yang didapatkan disekolah dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
    Pembelajaran IPA perlu diimplementasikan dengan memperhatikan literasi sains yang ditandai dengan kerja ilmiah, dan tiga dimensi besar literasi sains yaitu proses, produk dan sikap.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21

PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21 Di abad ke 21 ini, pengaruh perkembangan teknologi sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information super highway (Gates, 1996). Sejak internet diperkenalkan di dunia komersial pada awal tahun 1970 an, informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Saat ini,  pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). 1. KETERAMPILAN ABAD 21 (21ST CENTURY SKILLS)    Berikut beberapa gagasan yang dapat diterapkan dalam menghadapi abad 21, seperti yang di...

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF 1. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)             Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment).             Sanjaya (2009: 255) menjelaskan  bah...

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN SAINS

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Seseorang yang memiliki keinginan belajar akan mampu menguasai diri untuk melakukan usaha – usaha sadar dengan tujuan mendapatkan suatu perubahan didalam dirinya. Untuk dapat belajar dan berinteraksi dengan baik, pada abad ke-21 ini hendaknya seorang siswa memiliki 4 dasar kemampuan, yaitu : Critical skill, Creative and Innovative skill, Communicating skill dan Collaborating skill. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.    1....