Langsung ke konten utama

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KHAS SAINS


MODEL – MODEL PEMBELAJARAN KHAS SAINS
Assalamualaikum .Wr.Wb,
Semoga rekan-rekan selalu dalam keadaan sehat. Materi selanjutnya yang akan dibahas adalah tentang model-model pembelajaran Sains. Mari dibaca dan semoga bermanfaat.

Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Pembelajaran Sains
            Chandra  (2006:17) mengemukan bahwa “pembelajaran IPA (sains) adalah aktivitas kegiataan belajar mengajar dalam  mengembangkan  kemampuan bernalar, berpikir sistematis, dan kerja ilmiah, selain kemampuan deklaratif yang selama ini dikembangkan”. Hal ini berarti, belajar IPA tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan  deklaratif  berupa  fakta, konsep, prinsip, hukum, tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedural berupa cara memperoleh informasi, cara IPA dan teknologi bekerja, kebiasaan bekerja ilmiah, dan keterampilan berpikir.
            Secara umum sains meliputi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi, fisika dan kimia. Fisika merupkan salah satu cabang dari sains, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep.
            Pada hakikatnya sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu sains dipandang pula sebagai proses, sebagai produk dan sebagai prosedur (Marsetio Donosepoetro, 1990: 6). Sebagai proses diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam ataupun tentang pengetahuan baru. Sebagi hasil produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah, ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissiminasi pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah sebagai metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui suatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut sebagai metode ilmiah (scientific methode).
            Beberapa model pembelajaran yang khas untuk diimplementasikan dalam pembelajaran Sains adalah sebagai berikut :
1.      MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Problem Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau tantangan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Model Problem Based Learning
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran Problem Based Learning yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajarannya.. Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Pengajuan pertanyaan atau masalah
b.      Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
c.       Penyelidikan autentik (nyata)
d.       Menghasilkan produk dan memamerkannya
e.       Kolaboratif

Tahap-Tahap dalam Problem Based Learning
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap proses, yaitu (Trianto, 2007:70 ):
·                       Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah.Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan mengajukan masalah.
·                       Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
·                       Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
·                       Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
·                      Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.

Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Learning
Kelebihan
Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Based Learning memiliki beberapa kelebihan, diantaranya (Sanjaya, 2007:45):
1. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
2. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
3. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
4. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
5.Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
Kelemahan
Disamping kebihan di atas, Problem based learning juga memiliki kelemahan, diantaranya (Sanjaya, 2007:45):
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2. Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
3. Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
4. Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif, artinya guru harus memilki kemampuan memotivasi siswa dengan baik

      2.      MODEL DISCOVERY LEARNING

Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan  berdasarkan  pandangan  konstruktivisme.  Menurut Kurniasih & Sani (2014: 64) discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani (2014: 97) mengungkapkan bahwa discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
14 Pernyataan lebih lanjut dikemukakan oleh Hosnan (2014: 282) bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi. Wilcox (dalam Hosnan, 2014: 281) menyatakan bahwa dalam pembelajaran dengan penemuan,siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dan guru
mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Model discovery merupakan pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk
pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri. Bruner (dalamKemendikbud, 2013b: 4) mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Penggunaan discovery learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.
Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning
Pemilihan model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran harus diiringi dengan suatu pertimbangan untuk mendapatkan suatu kebaikan ataupun kelebihan. Hosnan (2014: 287-288) mengemukakan beberapa kelebihan dari model discovery learning yakni
sebagai berikut.
a. Membantu  siswa  untuk  memperbaiki  dan  meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
d. Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lain.
e. Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
f. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.
g. Melatih siswa belajar mandiri.
h. Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
Kekurangan
Kekurangan dari model discovery learning yaitu
a.    Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing,
b.    Temampuan berpikir rasional siswa ada yang masih terbatas, dan
c.    Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kekurangan, namun kekurangan tersebut dapat diminimalisir agar berjalan secara optimal

3.  INQUIRY BASED LEARNING

            Model inkuiri adalah model pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dimana siswa dapat menemukan atau meneliti masalah berdasarkan fakta untuk memperoleh data, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar.
Langkah-Langkah Model Inkuiri
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri, siswa hendaknya memperhatikan langkah-langkah kegiatan  pembelajaran  dengan  menggunakan  model  inkuiri  agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Sanjaya (2006 : 201) mengemukakan secara umum bahwa proses pembelajaran yang menggunakan model inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif sehingga dapat merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan masalah.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu di uji kebenarannya.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan mengumpulkan data meliputi percodaan atau eksperimen.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

4. PROJECT  BASED LEARNING

            Pembelajaran berbasis proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing siswa dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha siswa (Kemdikbud, 2014: 33).
Langkah-langkah atau sintaks nya adalah sebagai berikut:
  • Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam  terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  • Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  • Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
  • Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  • Menguji hasil;  Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
  • Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. 
Selain keempat model pembelajaran diatas, terdapat Pembelajaran terpadu yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Menurut Robin Fogarty (1991), bahwa ada 10 cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu yang ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit tematisnya. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah; 1. fragmented, 2. connected, 3. nested, 4. sequenced, 5. shared, 6. webbed, 7. threaded, 8. integrated, 9. immersed, dan 10. networked.
Dari penjelasan mengenai model pembelajaran khas sains diatas, penulis ingin mendiskusikan beberapa hal bersama pembaca diantaranya :
 1.  Hal –hal penting apa saja yang digunakan untuk menentukan penerapan  model pembelajaran untuk pembelajaran Sains agar tujuan pembelajaran dapat tercapai ?
2.  Pembelajaran Sains tentunya tidak terlepas dari teknologi dan  masyarakat. Dari beberapa referensi yang penulis dapatkan adanya Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Menurut pembaca apakah Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat sama dengan keempat model diatas?
3. Mengapa Pembelajaran Sains menjadi sangat penting dalam Kurikulum 2013 ?
Terima kasih Sebelumnya untuk tanggapan pembaca J

Komentar

  1. Menanggapi pertanyaan nomor 3 dari penulis; Mengapa Pembelajaran Sains menjadi sangat penting dalam Kurikulum 2013 ?

    Sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju. Manusia dituntut untuk berpikir cepat, kritis, kreatif dan inovatif serta perlu saling berkolaborasi. Saat ini model pembelajaran sains dianggap paling tepat untuk mengisi pembelajaran agar siswa memenuhi kriteria tersebut & mampu bersaing di era ini.
    Terimakasih,.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapi pertanyaan yang terakhir.
    pada kurikulum k 13 itu anak memiliki ketrampilan memecahkan masalahnya sendiri dengab metode sains sehingga anak lebih terampil, memiliki sikap ilmiah,mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya.sesuai dengan abad 21 penuh teknologi yang memacu anak untuk terampil,kreatif dan inovatif untuk bersaing di dunia global.
    Terima kasih

    BalasHapus
  3. Menyikapi pertanyaan no 1.?
    Hal yg harus diperhatiankan 1.Mengumpulkan dan mengelompokkan bahan yang harus dipelajari. 2.Membagi waktu/membuat jadwal belajar.
    3.Bersikap optimis dan berpikir positif 4.Segera memulai belajar, tidak menunda-nunda. 5.Membuat catatan/rangkuman.

    BalasHapus
  4. Terimah kasih ulsannya. Saya akan menanggapi pertanyaan no 1. Menurt saya hal penting yg hrus d siapkan adalah : kesiapan guru dan siswa, mengepesiankan waktu yg dgunakan, menyiapkan pembeljran yg akan d ajarkan, dan ruangan beljar harus nyaman. Makasih..

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum saya akan mencoba menanggapi pertanyaan nmor 3, pembelajaran sains menuntut siswa untuk lebih mandiri, aktif, kreatif , dan kritis dalam memecahkan suatu permasalahan, hal itu merupakan point yang harus ada dalam kurikulum 13 saat ini

    BalasHapus
  6. Saya akan menjawab pertanyaan no.3
    Pembelajaran scientific merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000 & Semiawan, 1998).
    Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

    BalasHapus
  7. terimakasih ulasannya, saya ingin ikut berdiskusi mengenai pertanyaan kedua yang menanyakan Pembelajaran Sains tentunya tidak terlepas dari teknologi dan masyarakat. Dari beberapa referensi yang penulis dapatkan adanya Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Menurut pembaca apakah Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat sama dengan keempat model diatas?
    menurut saya setiap model mempunyai sintak nya tersendiri, keempat model yang penulis tuliskan berbeda sintak nya, begitu pula dengan model STM, model ini adalah model yang mengajarkan sains dan teknologi dalamkonteks pengalaman manusia, melibatkan isu yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. namun jika ditanyakan apakah model ini dapat diterapkan dengan tuntutan k13, saya akan jawab BISA. karena model ini pbm nya berpusat pada siswa yang dalam hal ini sama dengan keempat model diatas.

    BalasHapus
  8. Assalamualaiku wr wb
    saya menanggapi pertanyaan no 3. Penting karena pada Kurikulum 2013 memiliki tujuan yaitu membentuk pribadi bangsa yang produktif, kreatif, dan inovatif . Pembelajaran sains/IPA dapat membentuk sikap ilmiah atau perilaku siswa , kreatif karena dalam IPA melatih siswa mempunyai jujur, tanggung jawab, teliti, berfikir kritis dan obyektif. sangat diyakini bahwa IPA sebagai ilmu dasar memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan IPTEK.

    BalasHapus
  9. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Mengapa Pembelajaran Sains menjadi sangat penting dalam Kurikulum 2013 ? menurut saya, karna diera perkembangan zaman yang semakin maju, siswa semakin dituntut untuk berpikir kritis, kreatif dan inovatif .sehingga siswa mampu berpikir ilmiah dan mendapatkan pengetahuan serta informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat bersaing diera golbal ini. terimakasih ^_^

    BalasHapus
  10. 2.Sasaran yang ingin dicapai melalui pendekatan STM adalah meningkatkan minat siswa terhadap Sains serta membentuk pribadi siswa yang literasi sains dan teknologi. Melalui model pembelajaran STM, para siswa sebagai warga masyarakat diharapkan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosialnya. namun beberapa jurnal dan artikel menyebutkan bahwa Sains Teknologi dan Masyarakat merupakan Pendekatan.

    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  11. menanggapi pertanyaan no 2
    Pembelajaran Sains tentunya tidak terlepas dari teknologi dan masyarakat. Dari beberapa referensi yang penulis dapatkan adanya Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Menurut pembaca apakah Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat sama dengan keempat model diatas?
    Kita tahu bahwa pendekatan STM dalam pembelajaran sains merupakan “perekat” yang mempersatukan sains, teknologi, dan masyarakat. Melalui pendekatan STM, para siswa belajar sains dalam konteks pengalaman nyata, yang mencakup penerapan sains dan teknologi. Pengetahuan yang dibangun melalui pendekatan STM akan ada pada diri siswa sebagai copy situasi kehidupan nyata. dari penjelasan di atas jelaslah bahwa model STM sama tujuannya dengan keempat model pembelajaran tersebut cm cara penerapannya saja yang berbeda.

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum
    saya akan menjawab pertanyaan no 3. Pembelajaran sains atau ilmiah menjadi penting dalam K13 di karenakan pembelajarannya yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Hal inimemungkinkan terbudayakannya kecapakan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu dengan pembelajaran sains ini bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik . Sehingga dengan pembelajaran sains ini siswa bisa bersaing di abad 21.

    BalasHapus
  13. Saya akan menanggapi pertanyaan sdri.Rauda no.3 yaitu :Mengapa Pembelajaran Sains menjadi sangat penting dalam Kurikulum 2013 ?

    -menurut saya, dengan pentingnya pembelajaran Sains, siswa dituntut agar kemampuan siswa yang ingin ditonjolkan sesuai yg diinginkan dlm k.13. apalagi sains termasuk ke dalam salah satu penilaian dalam menentukan score PISA Indonesia. Dengan menjadikan penting pembelajaran sains,diharapkan Indonesia bisa lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa di bidang Sains,yang pastinya nanti akan berpengaruh pada score PISA Indonesia di penilaian selanjutnya.

    Terima kasih.

    BalasHapus
  14. Mengapa Pembelajaran Sains menjadi sangat penting dalam Kurikulum 2013 ?
    Terima kasih Sebelumnya untuk tanggapan pembaca menurut pendapat saya karena sains melingkupi setiap aspek.baik masyarakat maupun tekhnologi

    BalasHapus
  15. Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, menurut pendapat saya teknologi memamg dibutuhkan dalam kurikulum k13 karena sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu, di bidang ilmu pendidikan dikembangkan pula berbagai metode mengajar yang lebih sesuai, efektif dan efisien. Materi pelajaranpun dikembangkan karena telah banyak perubahan yang terjadi atau telah banyak ditemukan pengetahuan yang lebih mendalam sebagai akibat dari perkembangan teknologi, dengan itu teknologi memang sangat berhubungan dengan kurikuluk k13 untuk menunjang proses pembelajaran

    Terima Kasih, wasalamualaikum

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21

PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21 Di abad ke 21 ini, pengaruh perkembangan teknologi sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut dengan information super highway (Gates, 1996). Sejak internet diperkenalkan di dunia komersial pada awal tahun 1970 an, informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Saat ini,  pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills). 1. KETERAMPILAN ABAD 21 (21ST CENTURY SKILLS)    Berikut beberapa gagasan yang dapat diterapkan dalam menghadapi abad 21, seperti yang di...

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF 1. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)             Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa mampu membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yakni : kontruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menyelidiki (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling),refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assessment).             Sanjaya (2009: 255) menjelaskan  bah...

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN SAINS

KONSEP MODEL PEMBELAJARAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Seseorang yang memiliki keinginan belajar akan mampu menguasai diri untuk melakukan usaha – usaha sadar dengan tujuan mendapatkan suatu perubahan didalam dirinya. Untuk dapat belajar dan berinteraksi dengan baik, pada abad ke-21 ini hendaknya seorang siswa memiliki 4 dasar kemampuan, yaitu : Critical skill, Creative and Innovative skill, Communicating skill dan Collaborating skill. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.    1....