PEMBELAJARAN SAINS ABAD 21
Di
abad ke 21 ini, pengaruh perkembangan teknologi sangat besar dalam berbagai
aspek kehidupan. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Pendidikan berada di masa
pengetahuan (knowledge age) dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar
biasa. Percepatan peningkatan pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan
teknologi digital yang disebut dengan information super highway (Gates, 1996).
Sejak internet diperkenalkan di dunia komersial pada awal tahun 1970 an,
informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh penjuru dunia.
Saat
ini, pendidikan menjadi semakin penting
untuk menjamin peserta didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi,
keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja,
dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).
1. KETERAMPILAN ABAD 21 (21ST CENTURY SKILLS)
Berikut beberapa
gagasan yang dapat diterapkan dalam menghadapi abad 21, seperti yang disarankan
Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana(1988:376-389):
1. Pendidikan
bukan hanya berurusan dengan transmisi pengetahuan dan keterampilan, tetapi
juga dengan prefensi lain. Itu berarti bahwa pendidikan berhubungan erat dengan
nilai-nilai, dan sebagian nilai itu adalah berkenaan dengan nasionalisme.
2. Negara
kita adalah Negara kepulauan. Secara potensial sumber-sumber kita ada di darat
dan di perairan.kita bertanggung jawab untuk melindungi sumber alam tersebut
serta memanfaatkannyasebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa.
3. Dimasa
depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang berarti dalam penyebaran
penduduk. Oleh karena itu, perlu dikembangkan sistem pendidikan yang cukup lues
yang mampu secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4. Dimasa
depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk
mendapatkan kesempatan dalam pendidikan
5. Tuntutan
belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus mendapatkan
perhatian yang lebih memadai dimasa akan datang.
6. Pentingnya
media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk pengembangan sistem
belajar jarak jauh dan pemanfaatan computer untuk pendidikan.
7. Publikasi
dan penelitian serta pengembangan pendidikan merupakan hal yang sangat mendasar
bagi setiap masyarakat yang ingin maju.
Keterampilan
abad 21 adalah (1) life and career skills, (2) learning and innovation skills,
dan (3) Information media and technology skills. Ketiga keterampilan tersebut dirangkum
dalam sebuah skema yang disebut dengan pelangi keterampilan- pengetahuan abad
21/21 st century knowledge-skills rainbow (Trilling dan Fadel, 2009). Skema pelangi
keterampilan-pengetahuan abad 21.
Berdasarkan
“21stCentury Partnership Learning Framework”, terdapat beberapa kompetensi dan/atau
keahlian yang harus dimiliki oleh SDM abad 21, antara lain:
1. Kemampaun
berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and
Problem-Solving Skills)– mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik,
terutama dalam konteks pemecahan masalah
2. Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and
Collaboration Skills) – mampu berkomunikasi dan berkolaborasi secara
efektif dengan berbagai pihak
3. Kemampuan
mencipta dan membaharui (Creativity and
Innovation Skills) – mampu mengembangkan kreativitas yang
dimilikinya untuk menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif
4. Literasi
teknologi informasi dan komunikasi (Information and ommunications Technology
Literacy) – mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kinerja dan aktivitassehari-hari
5. Kemampuan
belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) – mampu menjalani aktivitas
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai bagian dari pengembangan pribadi
6. Kemampuan
informasi dan literasi media (Information and Media Literacy Skills) – mampu
memahami dan menggunakan berbagai media komunikasi untuk menyampaikan beragam
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam
pihak.

2. Sistem
Pembelajaran Sains Abad 21
Saat
ini peningkatan mutu pendidikan Indonesia masih terus diupayakan karena sangat
diyakini bahwa IPA sebagai ilmu dasar memegang peranan penting dalam pengembangan
IPTEK. IPA (natural sains) adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara mendapatkan
pengetahuan mempergunakan pengetahuan.
Kurikulum 2013
disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.
Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi
pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013.
Pembelajaran
IPA yang didasarkan pada standar isi akan membentuk siswa yang memiliki bekal
ilmu pengetahuan (have a body of knowledge), standar proses akan membentuk siswa
yang memiliki keterampilan ilmiah (scientific skills), keterampilan
berpikir (thinking skills) dan strategi berpikir (strategy of thinking);
standar inkuiri ilmiah akan membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan
kreatif (critical and creative thinking); standar asesmen mengevaluasi siswa
secara manusiawi artinya sesuai apa yang dialami siswa dalam pembelajaran
(authentic assessment). Penerapan standar-standar dalam pembelajaran IPA
khususnya empat standar tersebut akan memberikansoft skill berupa karakter
siswa, untuk itu sangat diperlukan pembelajaran IPA yang menerapkan
standar-standar guna membangun karakter siswa. Siswa yang berkarakter dapat
dicirikan apabila siswa memiliki kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan
dan sikap dalam usaha untuk memahami lingkungan.
3.Manajemen sistem pendidikan abad 21
Menurut
Jennifer Nichols manajemen pendidikan abad 21 di kelompokkan ke dalam 4
prinsip, yaitu: (1) instruction should be student-centered; (2)education
should be collaborative; (3) learning should have context; dan
(4) schools should be integrated with society.
Keempat prinsip
pokok pembelajaran abad ke 21 yang digagas Jennifer Nichols tersebut dapat
dijelaskan dan dikembangkan seperti berikut ini:
1. Instruction should be student-centered
Pengembangan
pembelajaran seyogyanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara aktif
mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya. Siswa tidak lagi dituntut
untuk mendengarkan dan menghafal materi pelajaran yang diberikan guru, tetapi
berupaya mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan
kapasitas dan tingkat perkembangan berfikirnya, sambil diajak berkontribusi untuk
memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di masyarakat. Guru berperan
sebagai fasilitator yang berupaya membantu mengaitkan pengetahuan awal (prior
knowledge) yang telah dimiliki siswa dengan informasi baru yang akan
dipelajarinya. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan cara dan
gaya belajarnya masing-masing dan mendorong siswa untuk bertanggung jawab atas
proses belajar yang dilakukannya. Selain itu, guru juga berperan sebagai
pembimbing, yang berupaya membantu siswa ketika menemukan kesulitan dalam
proses mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.
2. Education should be collaborative
Siswa
harus dibelajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Berkolaborasi
dengan orang-orang yang berbeda dalam latar budaya dan nilai-nilai yang
dianutnya. Dalam menggali informasi dan membangun makna, siswa perlu didorong
untuk bisa berkolaborasi dengan teman-teman di kelasnya. Dalam mengerjakan
suatu proyek, siswa perlu dibelajarkan bagaimana menghargai kekuatan dan
talenta setiap orang serta bagaimana mengambil peran dan menyesuaikan diri
secara tepat dengan mereka.
3. Learning should have context
Pembelajaran
tidak akan banyak berarti jika tidak memberi dampak terhadap kehidupan siswa di
luar sekolah. Oleh karena itu, materi pelajaran perlu dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Guru mengembangkan metode pembelajaran yang
memungkinkan siswa terhubung dengan dunia nyata (real word). Guru membantu
siswa agar dapat menemukan nilai, makna dan keyakinan atas apa yang sedang dipelajarinya
serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Guru melakukan
penilaian kinerja siswa yang dikaitkan dengan dunia nyata.
4. Schools should be integrated with society
Dalam
upaya mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang bertanggung jawab, sekolah sebaiknya
dapat memfasilitasi siswa untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya. Misalnya,
mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana siswa dapat belajar mengambil
peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial. Siswa dapat
dilibatkan dalam berbagai pengembangan program yang ada di masyarakat, seperti:
program kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan sebagainya. Selain itu,
siswa perlu diajak pula mengunjungi panti-panti asuhan untuk melatih kepekaan
empati dan kepedulian sosialnya.
Dengan
kekuatan teknologi dan internet, siswa saat ini bisa berbuat lebih banyak lagi.
Ruang gerak sosial siswa tidak lagi hanya di sekitar sekolah atau tempat
tinggalnya, tapi dapat menjangkau lapisan masyarakat yang ada di berbagai belahan
dunia. Pendidikan perlu membantu siswa menjadi warga digital yang bertanggung
jawab
Berdasarkan artikel diatas, penulis ingin melakukan diskusi bersama mengenai beberapa pertanyaan antara lain:
1. Apakah pendidikan Abad 21 berpengaruh
pula pada karaktaristik guru ? Jika Iya jelaskan karakteristik
guru Abad 21 !
2. Menurut
saudara, Apa yang melatar belakangi menggaungnya keterampilan pada Abad 21 ini
?
3.
Saat ini, kemajuan teknologi sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan,
terutama guru. Menurut saudara bagaimana jika dalam suatu sekolah masih tidak
memiliki fasilitas yang kurang memadai
dan kemampuan guru memanfaatkan teknologi pun masih belum efektif. Apa yang
harus kita lakukan untuk menyelesaikan tantangan di atas ?
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusArtikelnya menarik. Saya mencoba menanggapi pertanyaan nomor 1.
Menurut blog yang pernah saya baca itu ada 5 karakteristik .
1 . Mengantisipasi Masa Depan.
Guru yang baik abad ke-21 selalu mendorong untuk memastikan bahwa siswa mereka tidak tertinggal di belakang kemajuan.
2 . Pembelajar Seumur Hidup.
Belajar menjadi terarah dan bermakna bagi siswa karena mereka bekerja melalui kegiatan dunia nyata.
3 . Memupuk Hubungan Teman Sejawat.
Di era berbasis teknologi ini, lebih penting daripada itu bahwa kita membina hubungan dengan dan antar siswa kita. Kita harus menjadi model sopan santun, kita menjadi model berkomunikasi, dan kita harus menjadi model rasa hormat dan kerjasama - siswa kita membutuhkan kita untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana memperlakukan satu sama lain.
4 . Mampu Mengajar dan Menilai Semua Tingkat Pelajar.
Pendidik abad ke-21 harus menjadi 'Pemimpin Situasional .’ Mereka harus menilai setiap siswa yang mereka ajarkan terhadap 'Kemampuan Belajar ' dan ' Komitmen untuk Belajar.
5 . Mampu Membedakan Teknologi Efektif vs Teknologi Non-Efekti.
Guru abad ke-21 yang efektif akan memerlukan kemahiran dalam menilai penggunaan terknologi edukatif dan non-edukatif - teknologi yang tersedia untuk mereka dan siswa mereka di sekolah dan di rumah . Potensi rendah teknologi adalah potensi mereka untuk non-produktif menggunakan waktu -buang waktu dan sumber daya meskipun keuntungannya adalah signifikan jika digunakan dengan benar.
Terima kasih
Saya mencoba mendiskusikan jawaban no 2. Mnurut saya. Yg melatar belakangi mengaungnya keterampilan pada abad 21 adlah meningkatnya pengetahuan secara cepat yg d dukung oleh penerapan media teknologi digital yg disebut dengan informasi super hingway (gates, 1996) sehingga informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Sekian..
BalasHapusTerimakasih atas ulasannya, saya akan menanggapi pertanyaan no.1
BalasHapuspada pembelajaran abad 21 terjadi perubahan karakteristik guru apalagi dengan berkembangnya teknologi. Proses pembelajaran Sains tentu akan berjalan baik, jika didukung oleh Guru yang kreatif, inovatif dan mau belajar.
Melaksanakan proses pembelajaran dengan efektif dan efisien merupakan tuntutan pada saat ini, guru pada saat ini menjadi fasilitator untuk membantu proses pembelajaran dengan baik. jika seorang masuk kedalam kategori kurang aktif terhadap kemajuan teknologi saat ini, sebaiknya lakukan proses ini yaitu lihat guru lain yang lebih interaktif dengan tekologi, menurunya dan memodifikasi.
BalasHapusSalam
Agung Laksono
ulasan yang menarik.
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan sdri. Rauda yang no.1 yaitu: Apakah pendidikan Abad 21 berpengaruh pula pada karaktaristik guru ? Jika Iya jelaskan karakteristik guru Abad 21 ?
-pembelajaran abad 21 tentunya mempengaruhi karakteristik guru. pertama, guru harus mengikuti perkembangan zaman, contohnya guru bisa menggunakan tekhnologi mutakhir, sehingga tidak ketinggalan perkembangan informasi. guru juga hanya bertindak sebagai fasilitator bukan lagi bertindak sebagai sumber ahli karena pembelajaran berpusat pada siswa. guru juga dituntut menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
terima kasih.
Assalamualaikum wr.wb menurut pendapat saya yang melatarbelakangi adanya pendidikan sains abad 21 adalah tuntutan kemajuan IPTEK yang menuntut siswa agar memiliki keahlian dan mampu bersaing secara global
BalasHapusKarena adanya tuntutan kehidupan. Kehidupan di abad ke 21 menuntut berbagai keterampilan yang harus di kuasai seseorang, sehingga di harapkan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk menguasai betbagai keterampilan tersebut agar menjadi pribadi yang sukses dalam hidup. Keterampilan keterampilan penting di abad ke 21 masih relevan dg 4 pilar kehidupan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
BalasHapusMungkin itu sedikit tanggapan dari saya untuk soal no 2.
Terimakasih....
Assalamualaikum wr wb
BalasHapussaya akan menanggapi pertanyaan no 1. Pendidikan abad 21 tentunya akan berpengaruh pada karakteristik guru. Karakteristik guru abad ke-21, efektif memiliki kemahiran dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikas. Guru hendaknya terus-menerus mengevaluasi kemampuan siswa yang dibutuhkan untuk bersaing secara global. Guru berperan sebagai fasilitator dalam suatu pembelajaran harus mengasah kemampuan dan keterampilannya menjadi lebih baik , kreatif dan inovatif serta guru harus memiliki karakteristik yang mengayomi siswa bukan saja pada pengetahuanya saja tetapi juga menanamkan budi pekerti yang baik pada siswa.
terimakasih ulasannya..
BalasHapuspertanyaan terakhir penulis sangat menarik untuk didiskusikan.. menurut saya hidup itu adalah proses belajar,begitupun kita sebagai guru.. pertama kita harus belajar menguasai cara mengajar sesuai tuntutan abad 21, baik itu menguasai model pembelajaran ataupun teknologi.. jika belum bisa efektif memanfaatkan teknologi maka belajarlah dengan teman atau bahkan murid untuk memanfaatkan dan menguasai teknologi. selanjutnya belajarlah untuk menerapkannya dalam proses pembelajaran..terimakasih..
yang melatar belakangi menggaungnya keterampilan pada Abad 21 ini ?
BalasHapusAbad 21 yang dikenal semua orang sebagai abad pengetahuan yang
merupakan landasan utama untuk berbagai aspek kehidupan. Paradigma
pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan siswa untuk berpikir
kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi
informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut
dapat dicapai dengan penerapan metode pembelajaran
Kompetensi dalam kurikulum 2006 dianggap masih belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skillsdan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013. Dengan adanya perubahan kurikulum ini nantinya guru yang akan menjadi ujung tombak pendidikan. yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan. itu lah yang melatarbelakangi terbentuk pembelajaran di abad 21.
terima kasih atas ulasan materi dan pertanyaannya...saya akan coba menjawab soal no.2 terkait apa yang melatar belakangi menggaungnya keterampilan pada Abad 21. menurut saya
BalasHapusKehidupan abad 21 saat ini membawa banyak masalah dan tantangan: degradasi lingkungan, keberlanjutan energi, perbedaan ekonomi, dan hilangnya budaya lokal di era globalisasi. Keterampilan abad 21 tumbuh sebagai hasil analisis kebutuhan meningkatkan daya saing generasi muda dalam perkembangan ekonomi global, dan pendidikan didunia. setelah Amerika menetapkan menjadi kebijakan pendidikannya, maka dengan serta merta banyak negara yang mengadopsi kebijakan tersebut dengan fokus utama kajian adalah adalah membekali generasi mudanya agar memiliki kompetensi yang paling mereka perlukan di saat ini dan di saat mendatang melalui penumbuhan keterampilan berbasis inquiri, belajar secara digital, dan meningkatkan kesadaran hidup pada konteks global. Untuk mendukung daya competisinya maka siswa perlu mendapat penguatan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, terampilan berkomunikasi dan berkolaborasi, serta terampil berkreasi dalam merekayasa pengetahuan.